Martin Jonkowski; Pilih Aceh




Saturday, February 26, 2011
BELAKANGAN INI, sepertinya Aceh menjadi daerah menarik bagi para penulis asing mengekspresikan hasil karyanya. Seperti seorang penulis asal Jerman, Martin Jonkowski, 45 tahun. Ia memilih Aceh sebagai kota untuk meluncurkan novelnya. 

“Saya punya teman akrab di Aceh. Azhari, Fauzan Santa dan Reza Idria, adalah teman akrab saya di Aceh,” ujar Martin.

Novelnya berjudul Rabet, Runtuhnya Jerman Timur diluncurkan di Kedai Buku Dokarim, Beurawe, pada pertengahan November silam. Novel yang versi bahasa Jerman berjudul Rabet oder Das Verschwinden einer Himmelrichtung ini, bercerita tentang revolusi damai pada tahun 1989 di Jerman Timur, sebagai awal berakhirnya Perang Dingin di dunia, yang ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin dan penyatuan kembali Jerman.

Novel itu, menurut Martin, ada kemiripan fakta sejarah antara Aceh dan Jerman Timur, yaitu menuntut dilaksanakannya referendum. Dalam novel ini juga terdapat sejumlah lirik lagu. Karena penulisnya Martin selain sebagai penulis juga seorang musisi.

Di Jerman Timur, tulisan Martin dilarang oleh polisi rahasia. Namun puisi dan lagunya menjadi populer dalam masa yang dikenal sebagai Demonstrasi Senin (setiap Senin setelah pelayanan di Gereja Protestan di Leipzig, penduduk berkumpul di luar menuntut perubahan di Jerman Timur).

Rupanya kedatangan Martin ke Aceh ini bukan yang pertama kali. Pada tahun 2006, Martin juga telah meluncurkan buku kumpulan puisinya ‘Detik-detik Indonesia’ di Aceh. []

0 komentar:

Post a Comment

 

Flickr Images

Video of the day

Copyright © 2015 • Aceh Plus
Blogger Templates