OBITUARI | Si Tokoh Panutan




Wednesday, May 18, 2011

IN MEMORIAM PROFESOR SAFWAN IDRIS Si Tokoh Panutan

Banyak kalangan masih mengingatnya. Hingga kini dia masih sering dikenang dan disebut-sebut sebagai tokoh yang mesti diteladani. Meski telah tiada, namun dia masih dijadikan sebagai tokoh panutan.

Bagi kebanyakan orang Aceh, dia dikenal sebagai ulama dan cendikiawan. Namun bagi civitas akademika IAIN Ar-Raniry, dia disebut-sebut sebagai rektor yang paling berhasil sepanjang sejarah kampus IAIN.

Namun, sosok itu telah tiada. Dia meninggal dunia pada Sabtu pagi, 16 September 2000 yang silam.


Namanya Prof Dr Tgk H Safwan Idris MA (51 tahun). Dia lulusan dari University of Wisconsin, Amerika Serikat, pada 1981.

 

Pak Safwan, almarhum sering dikenang, meninggal setelah ditembak oleh dua orang tak dikenal yang mendatangi rumah kediamannya di Jalan Alkindi, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.


Kronologis penembakan Safwan Idris masih simpang siur. Tapi menurut kabar yang beredar, rumah Prof. Safwan didatangi dua orang pria pada pukul 07.00 pagi. Pintu rumahnya dibuka oleh istrinya. Lalu Prof. Safwan datang menjumpai tamunya dan istrinya meninggalkannya untuk menyiapkan air minum bagi tamunya.
 

Sesaat kemudian terdengarlah suara tembakan. Tamunya menghilang, sementara Prof. Safwan tergeletak bersimbah darah. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh. Namun nyawanya tidak tertolong. Dia meninggal akibat peluru yang bersarang di bagian lehernya atau dekat rahang.


Hingga kini, rasanya belum ada yang tahu penyebab kenapa dia ditembak dan siapa yang menembaknya. Namun kala Aceh masih dilanda konflik bersenjata, peristiwa-peristiwa serupa memang sering terjadi.


Peristiwa yang menimpa putra dari pasangan Idris bin Mahmud dan Siti Hafsah ini terjadi ketika dia sedang menjabat sebagai Rektor IAIN Ar-Raniry. Sehingga kepemimpinannya pun tidak selesai.


Mengenang kepemimpinannya di kampus IAIN, dia dinilai gemilang. Pada masa kepemimpinan profesor asal Desa Meunasah Papeun Kecamatan Ingin Jaya ini aktivitas di kampus menjadi hidup dan berjalan aktif.


Dia dikenal sebagai sosok pemakmur masjid. Dari masjid, ia mencoba menghidupkan aktivitas kampus.


Di masjid kampus, ia menghadirkan aktivitas pengajian/halaqah. Mahasiswa dan dosen diwajibkan untuk melaksanakan shalat dhuhur secara berjamaah. Setelah shalat dilanjutkan dengan kultum oleh dosen secara bergiliran.


Masjid kampus juga ramai setiap waktu shalat shubuh tiba. Dan setiap Jumat sore, dia mengadakan diskusi di masjid.


Tiap Ramadhan tiba, pelaksanaan shalat tarawih malam pertamanya selalu dipimpin olehnya. Sebagai imam, ia membaca surat Al-Baqarah sebagai surat permulaan mengawali shalat tarawih selama Ramadhan. Pasalnya dia menginginkan agar imam shalat tarawih selanjutnya meneruskan bacaannya hingga bisa menamatkan Alquran 30 juz di malam akhir Ramadhan.


Selama menjabat rektor, penulis buku Gerakan Zakat Dalam pemberdayaan Ekonomi Umat: Pendekatan Transformatif, juga suka berkeliling kampus dengan jalan kaki untuk mengontrol ruang belajar mahasiswa.


Kepemimpinan Profesor Safwan Idris di Kampus IAIN Ar-Raniry saat itu juga sangat disukai oleh para dosen muda. Karena dia dikenal sangat peduli dan gampang memberikan izin kepada siapa saja untuk melanjutkan studinya.


Kini, sebelas tahun sudah kepergiaannya. Tapi sosoknya tetap dikenang hingga sekarang. Malah dia diharapkan hadir kembali di kampus IAIN Ar-Raniry. Prof. Safwan dianggap sukses. Buktinya dia masih dijadikan tauladan dan contoh dalam gaya kepemimpinan kampus. []

Tulisan ini telah dipublish di majalah RAHMAT edisi 3 

0 komentar:

Post a Comment

 

Flickr Images

Video of the day

Copyright © 2015 • Aceh Plus
Blogger Templates