Kuah Pliek U |
Meracik kuah
pliek u. Berwisata kuliner di Banda Aceh.
AROMA REMPAH-REMPAH tercium di dapur seukuran separuh
lapangan voli di pagi hari pada bagian belakang rumah makan Trienggadeng di
kawasan Kutaalam, Banda Aceh, akhir pekan lalu. Mulai pukul 08.00 wib, Nurjani
(46) bersama enam teman perempuan sibuk menyiapkan aneka masakan yang akan
disajikan untuk makan siang dan malam para pelanggan. Tangan-tangan mereka
gesit meramu aneka bumbu lalu memasaknya.
Adonan berbagai bumbu itu
diaduk cepat di dalam ember. Bumbu yang sudah diaduk secara merata itu kemudian
dituangkan ke belanga berdiameter satu meter. “Kuah pliek u ini menu khas orang
Aceh dengan bumbu dasarnya pliek u, yang kemudian ditambah beragam sayuran dan
bumbu,” kata Nurjani yang 10 tahun lebih bekerja sebagai juru masak di rumah
makan Trienggadeng.
Menurut perempuan asal Tangse-Pidie itu, untuk meracik
kuah pliek u dia membutuhkan setidaknya 8 bahan utama dan 11 bumbu. Untuk bahan
utamanya, jelasnya, yakni nangka muda, pepaya muda, santan kelapa, daun
melinjo, kacang panjang, buah melinjo muda, rimbang dan pliek u sebagai bahan
utamanya.
Pliek u yang
dalam bahasa Indonesia disebut patarana yang menjadi asal penamaan kuah
pliek u adalah sejenis ampas pembuatan minyak kelapa dengan proses pembusukan
dan pemerasan kandungan minyaknya. Ampas yang telah tidak mengandung minyak
tersebut lalu dikeringkan dan selanjutnya dijadikan bahan utama pembuatan kuah
pliek u ini.
Sementara untuk bumbunya, terdiri dari ketumbar, cabe
merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, jahe, kelapa gonseng, kunyit,
merica, asam sunti dan daun temurui agar
terasa lebih harum.
“Untuk bumbunya kami meracik sendiri. Hanya saja untuk
proses penggilingannya kami bawa ke pasar untuk giling pakai mesin,” ujar
perempuan yang punya hobi masak semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
“Untuk belajar masak saya suka tanya sama orang lain,” kenangnya.
Terkadang ada juga orang yang menambahkan bahan
lainnya seperti udang kecil, rebung kecombrang, buah tomat kecil, dan sejumlah
variasi lainnya tergangung selera yang diinginkan. Namun bagi Nurjani, dia
memilih menggunakan bumbu yang bahannya mudah didapatkan di pasar saja.
“Khusus di sini, gulai pliek u ini sebagai menu
spesial rutin setiap Jumat,” timpal Nurkhamsiah, juru masak senior di rumah
makan Trienggadeng yang duduk berdekatan dengan Nurjani.
Memasak kuah pliek u, yang pertama
sekali dilakukan Nurjani adalah mengadukkan bahan dasarnya dengan bumbu.
Setelah merata semuanya, lalu adonan itu ia tuangkan ke dalam belanga/wajan
untuk direbus.
Setelah setengah mata, dia memasukkan bahan/sayuran
yang keras di antaranya kacang panjang dan buah melinjo. Seterusnya dia
mengadukkan semuanya hingga merata, lalu menuangkan santan ke dalam belanga
tersebut. “Sekarang tinggal tunggu waktu untuk matang dan siap disajikan. Ini
tergantung porsi, kalau untuk ukuran satu belanga ini 1,5 jam sudah masak,”
kata Nurjani.
Selanjutnya, sebutnya, untuk seleranya apa mau yang
encer atau kental tergantung sama tukang masaknya. “Kalau mau yang encer,
tinggal banyakin airnya.”
Konon, dulunya gulai khas Aceh ini adalah gulai khas
raja yang dipercaya bisa meningkatkan gairan dan kekebalan tubuh. Ini dilatari
kandungan vitamin dan gizi yang terkandung dari sayuran dan rempah bahan alami
penyajian kuah pliek u.
Hingga kini, orang Aceh umumnya sangat menggemari
masakan gulai bersantan yang satu ini. Bahkan menu kuah pliek u ini bisa
dijumpai hampir di semua warung nasi yang mengandalkan makanan khas Aceh.
Sementara untuk di rumah tangga, kuah kaya sayuran dan
rempah ini dihidangkan sebagai hidangan istimewa yang lazimnya disajikan saat
kedatangan tamu atau ada yang baru pulang dari perantauan. Untuk menyantapnya,
biasanya disediakan ikan asin sebagai pelengkap lauknya.
Tak terkecuali orang Aceh yang di perantauan. Seperti
halnya seorang artis berdarah Aceh di ibukota, Nova Eliza (33). Kepada
Kompas.com awal Maret 2013 lalu, ia mengaku tetap cinta makanan Aceh. “Aku
paling suka kuah pliek u, rasanya ingin selalu menyantapnya,” ujar artis
kelahiran Sigli, 4 Juni 1980 ini.
Menurut putri dari almarhum Nurdin AR dan Cut
Rosminar itu, makanan Aceh sangat kaya bahan. Kalau satu bahan saja kurang,
rasanya pun menjadi berbeda. “Kuah pliek u banyak sayurannya,
menyegarkan dan bisa dibuat pedas,” ujar Nova Eliza.[@husainiende]
|
0 komentar:
Post a Comment